TPA Sarimukti Bandung Barat 'Ngadat', Antrean Truk Sampah Mengular


MEDIASAKSINEWS, BANDUNG - Antrean truk pengangkut sampah mengular di jalan me­nuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti, Desa Sari­mukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Senin 16 Januari 2023. Kondisi tersebut menuai keluhan warga yang aktivitasnya terganggu dan terpaksa menghirup bau tak sedap dari truk-truk yang mengalami kemacetan tersebut.

Kondisi itu seperti mengulang kejadian empat bulan ke belakang. Antrean dan kemacetan pengangkutan sampah TPA Sarimukti terjadi, Kamis 27 Oktober 2022. Kemacetan mencapai sekira 4 kilometer dari area pintu masuk TPA hingga kawasan Kampung Ciburahol, Desa Rajamanda­lakulon, Kecamatan Cipatat, dilansir PIKIRAN RAKYAT.

Laju truk-truk tersebut tampak terhenti di sejumlah titik jalur TPA. Meskipun terka­dang bisa bergerak, laju truk tampak cuma merayap perlahan. Keadaan tersebut juga membuat durasi pengangkutan sampah menjadi lama.

Pantauan "PR" kemarin sore, antrean truk dari arah Rajamandala menuju TPA Sarimukti sudah terlihat di sekitar Jembatan Cimeta. Kepadatan tambah kentara saat mende­kati kawasan TPA di wilayah Kampung Sarimukti, Cicadas, Jembatan Cilimus hingga belokan di dekat kali kecil, Cip­a­nawuan.

Beberapa sopir truk bahkan memilih keluar dari kendaraannya dan bercengkerama dengan sopir lain. Sementara warga juga terkena imbas karena ikut mengalami kemacetan. Pasalnya, separuh badan jalan dari arah Rajamandala menuju Cipendeuy yang menjadi pelintasan truk itu dipenuhi antrean kenda­raan-kendaraan pengangkut sampah tersebut.  Hanya satu jalur dari arah sebaliknya yang masih terbilang lowong.

"Komo truk Caringin, pami eta mah bau (Apalagi ka­lau truknya mengangkut sampah dari Pasar Caringin Kota Bandung, itu benar-benar bau)," kata Jaja (73), warga Kam­pung Cicadas, Desa Sari­mukti.

Tak cuma itu, limbah cair atau lindi dari bak truk ber­muat­an sampah tersebut mengucur ke aspal dan tepian jalan. Antrean tersebut, tutur Jaja, sudah terjadi selama tiga pekan. Antrean terparah bah­kan pernah terjadi tatkala truk-truk mengular dari TPA hingga jalur rel dekat Stasiun Rajamandala yang diperkirakan mencapai jarak 4 kilometer.

Meski warga kerap dirugi­kan, Jaja mengaku masya­rakat hanya bisa menerima kondisi itu. "Da teu tiasa ku­maha ari masyarakat mah (Masyarakat tak bisa berbuat apa-apa)," ucapnya.

Hal senada dilontarkan Ang­­­ki (15), warga Kampung Ci­­nagrog, Desa Sarimukti. Saat berangkat dan pulang se­kolah, siswa SMK Negeri 1 Ci­patat tersebut terganggu ka­rena bau sampah dari truk-truk itu.

Ia sering menghirup bau tak sedap juga berasal dari lindi yang mengucur dari bak truk. Kemacetan kenda­raan-kendaraan pembawa sampah tersebut memang ke­rap terjadi.

Sementara itu, Dadang (45), pengepul sampah asal Ci­cadas menyatakan, antrean baru terjadi sepekan. Ia membenarkan, ekor antrean truk pernah mencapai perlintasan rel kereta api di Ciburahol, dekat Stasiun Rajamandala. Kondisi tersebut terjadi jika hujan mengguyur kawasan Sarimukti.

Usaha Dadang mengepul sampah-sampah plastik ikut terganggu. Soalnya, jadwal pengangkutan sampah plastik yang dikumpulkan guna di­ba­wa ke Kota Bandung menjadi molor. Kendaraan yang akan mengangkut sampah plas­­tik dari lapak Dadang da­tang telat lantaran kemacetan akibat pe­numpukan truk-truk di jalan.

Tomson (45), sopir truk sam­pah jalur Soreang, Kabupaten Bandung mengungkapkan, kemacetan terjadi karena akses landasan pembuangan sampah TPA hancur. "Belum ada perbaikan, alat berat ba­nyak yang rusak," katanya.

Alat berat itu berfungsi untuk mengurai sampah-sampah yang baru dikeluarkan dari bak truk. Keadaan tersebut, lanjutnya, tak bisa meng­imbangi kehadiran truk-truk yang terus menerus membuang sampah di TPA.

Kondisi para sopir juga turut ikut tertekan. Tomson umpamanya, terkadang mendapat tekanan dari warga kompleks perumahan yang sampahnya belum terangkut. "Kadang-kadang sakomplek teu kacandak (Kadang-ka­dang sampah satu kompleks tak terangkut)," ujarnya.

Hal itu terjadi lantaran so­pir mengejar waktu agar bisa cepat membuang sampah ke TPA. Pasalnya, TPA ditutup pada pukul 18.00. Namun, ada toleransi sekira satu jam atau hingga pukul 19.00 untuk membuang sampah.

Persoalannya, batas waktu tersebut terkadang tak terkejar sopir karena antrean truk yang panjang. Jika sudah begitu, sopir pun terpaksa ber­malam di jalan untuk menunggu TPA kembali buka pu­kul 6.00 pagi pada ke­esokan harinya.

"Di sini kan harus makan, harus apa. Kadang-kadang bawa uang dari rumah juga habis," ucapnya.

Ia berharap, persoalan-persoalan yang membelit TPA bi­sa berkurang. "Sopir juga bu­kan capai karena pekerjaan, melainkan capai hati)," tutur­nya yang merasa malu terhadap warga terkait dampak kondisi itu.

Diperpanjang

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memastikan, TPA Sarimukti akan diperpanjang penggunaannya hingga di­ope­rasikannya tempat peng­olah­an dan pemrosesan akhir sam­pah (TPPAS) Legoknangka yang akan mengakomodasi sampah dari Kota dan Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Cimahi, Su­medang dan Garut.

Tahun 2023 adalah tahun penentuan pemenang yang akan me­l­a­ku­kan pembangunan dan lain-lainnya di TPA Legoknangka.

"Sarimukti akan digantikan oleh Legoknangka, memang Legoknangka masih butuh waktu untuk beroperasinya ya. Jadi, kemungkinan Sari­mukti masih digunakan, di-extend (diperpanjang) biasa­nya diperpanjang tapi didu­rasi sampai Legoknangka siap dalam hitungan satu atau dua tahun," ujar Ridwan Ka­mil di Gedung Sate, Kota Ban­dung, Senin 16 Januari 2023.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jabar Prima Maya­ningtias mengatakan, TPPAS Le­goknangka masih menunggu proposal dari peserta le­lang hasil prakualifikasi dua konsorsium besar.

"Kita tunggu, mudah-mudahan di triwulan pertama se­gera ditentukan pemenang­nya sehingga bisa segera untuk dilakukan penandata­nganan gubernur, groundbreaking, konstruksi dan se­terusnya," ucap Prima.

Kontributor “PR” Satira Yudatama melaporkan, jajaran UPT Pengelolaan Sampah pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung mendahulukan pengangkutan sampah yang berada di titik kumpul selagi kendala di TPA Sarimukti belum teratasi. Tujuannya, meminimalkan dam­­pak atas pengangkutan yang tertahan.

Kepala UPT Pengelolaan Sampah pada DLH Kota Bandung Ramdani menyampai­kan, ritase pengangkutan sam­pah dari Kota Bandung ber­kurang signifikan selama terjadi kendala di TPA Sari­mukti. Alhasil, sampah yang tertahan di tempat penampungan sementara (TPS) mau­pun titik kumpul di Kota Bandung terakumulasi.

"Fungsi titik kumpul mirip TPS. Namun, titik kumpul tanpa bangunan, beberapa di antaranya terdapat di pinggir jalan. Sebagaimana arahan Pak Kadis (Kepala Dinas DLH Kota Bandung Dudy Pra­yudi), kami mendahulu­kan pengangkutan sampah di titik kumpul agar tak mengganggu keindahan maupun ke­nyamanan kota," ucap Ramdani, Senin 16 Januari 2023.

Ramdani memperoleh informasi, terdapat persoalan pada lintasan buang dan sejumlah hal teknis lain di TPA Sarimukti. Hal itu terjadi semenjak 1 Januari 2023. Semenjak itu, pengangkutan sampah dari Kota Bandung menjadi sekitar 180 rit per hari. Bahkan, pengangkutan sampah sempat cuma bisa 120 rit pada 11 Januari 2023.

"Biasanya, pengangkutan sampah ke TPA Sarimukti sebanyak 230 rit, setara sekitar 1.300 ton per hari. Volume sampah tak terangkut semenjak 1 Januari 2023 terakumulasi dengan yang hari-hari be­rikutnya, menumpuk di TPS," tutur Ramdani.

Kendati banyak sopir peng­angkut sampah yang mesti menginap di perjalanan me­nuju TPA Sarimukti, Ramdani terus berupaya meminimalkan penumpukan di TPS-TPS, apalagi titik kumpul.

Sebagai­mana arahan Kepala DLH Kota Bandung, pihak­nya telah me­nyebarkan surat edaran ke tiap-tiap aparatur ke­wilayah­an, di antaranya ber­isi imbau­an agar tidak dulu membuang sampah ke TPS. Utamanya, perlu ber­laku upaya mengurangi timbulan, dan mengolah sampah rumah tangga dan skala kawasan.

"Kami terus berupaya, sam­­pah di TPS-TPS bisa ter­angkut, walaupun antrean truk pengangkut sampah di TPA Sarimukti masih panjang. Informasinya, antrean mencapai 4 kilometer da­ri gerbang TPA pada 15 Ja­nuari 2023," tutur Ramdani.**


Red.


.

Posting Komentar

0 Komentar