Kondisi itu seperti mengulang kejadian empat bulan ke belakang. Antrean dan kemacetan pengangkutan sampah TPA Sarimukti terjadi, Kamis 27 Oktober 2022. Kemacetan mencapai sekira 4 kilometer dari area pintu masuk TPA hingga kawasan Kampung Ciburahol, Desa Rajamandalakulon, Kecamatan Cipatat, dilansir PIKIRAN RAKYAT.
Laju truk-truk tersebut tampak terhenti di sejumlah titik jalur TPA. Meskipun terkadang bisa bergerak, laju truk tampak cuma merayap perlahan. Keadaan tersebut juga membuat durasi pengangkutan sampah menjadi lama.
Pantauan "PR" kemarin sore, antrean truk dari arah Rajamandala menuju TPA Sarimukti sudah terlihat di sekitar Jembatan Cimeta. Kepadatan tambah kentara saat mendekati kawasan TPA di wilayah Kampung Sarimukti, Cicadas, Jembatan Cilimus hingga belokan di dekat kali kecil, Cipanawuan.
Beberapa sopir truk bahkan memilih keluar dari kendaraannya dan bercengkerama dengan sopir lain. Sementara warga juga terkena imbas karena ikut mengalami kemacetan. Pasalnya, separuh badan jalan dari arah Rajamandala menuju Cipendeuy yang menjadi pelintasan truk itu dipenuhi antrean kendaraan-kendaraan pengangkut sampah tersebut. Hanya satu jalur dari arah sebaliknya yang masih terbilang lowong.
"Komo truk Caringin, pami eta mah bau (Apalagi kalau truknya mengangkut sampah dari Pasar Caringin Kota Bandung, itu benar-benar bau)," kata Jaja (73), warga Kampung Cicadas, Desa Sarimukti.
Tak cuma itu, limbah cair atau lindi dari bak truk bermuatan sampah tersebut mengucur ke aspal dan tepian jalan. Antrean tersebut, tutur Jaja, sudah terjadi selama tiga pekan. Antrean terparah bahkan pernah terjadi tatkala truk-truk mengular dari TPA hingga jalur rel dekat Stasiun Rajamandala yang diperkirakan mencapai jarak 4 kilometer.
Meski warga kerap dirugikan, Jaja mengaku masyarakat hanya bisa menerima kondisi itu. "Da teu tiasa kumaha ari masyarakat mah (Masyarakat tak bisa berbuat apa-apa)," ucapnya.
Hal senada dilontarkan Angki (15), warga Kampung Cinagrog, Desa Sarimukti. Saat berangkat dan pulang sekolah, siswa SMK Negeri 1 Cipatat tersebut terganggu karena bau sampah dari truk-truk itu.
Ia sering menghirup bau tak sedap juga berasal dari lindi yang mengucur dari bak truk. Kemacetan kendaraan-kendaraan pembawa sampah tersebut memang kerap terjadi.
Sementara itu, Dadang (45), pengepul sampah asal Cicadas menyatakan, antrean baru terjadi sepekan. Ia membenarkan, ekor antrean truk pernah mencapai perlintasan rel kereta api di Ciburahol, dekat Stasiun Rajamandala. Kondisi tersebut terjadi jika hujan mengguyur kawasan Sarimukti.
Usaha Dadang mengepul sampah-sampah plastik ikut terganggu. Soalnya, jadwal pengangkutan sampah plastik yang dikumpulkan guna dibawa ke Kota Bandung menjadi molor. Kendaraan yang akan mengangkut sampah plastik dari lapak Dadang datang telat lantaran kemacetan akibat penumpukan truk-truk di jalan.
Tomson (45), sopir truk sampah jalur Soreang, Kabupaten Bandung mengungkapkan, kemacetan terjadi karena akses landasan pembuangan sampah TPA hancur. "Belum ada perbaikan, alat berat banyak yang rusak," katanya.
Alat berat itu berfungsi untuk mengurai sampah-sampah yang baru dikeluarkan dari bak truk. Keadaan tersebut, lanjutnya, tak bisa mengimbangi kehadiran truk-truk yang terus menerus membuang sampah di TPA.
Kondisi para sopir juga turut ikut tertekan. Tomson umpamanya, terkadang mendapat tekanan dari warga kompleks perumahan yang sampahnya belum terangkut. "Kadang-kadang sakomplek teu kacandak (Kadang-kadang sampah satu kompleks tak terangkut)," ujarnya.
Hal itu terjadi lantaran sopir mengejar waktu agar bisa cepat membuang sampah ke TPA. Pasalnya, TPA ditutup pada pukul 18.00. Namun, ada toleransi sekira satu jam atau hingga pukul 19.00 untuk membuang sampah.
Persoalannya, batas waktu tersebut terkadang tak terkejar sopir karena antrean truk yang panjang. Jika sudah begitu, sopir pun terpaksa bermalam di jalan untuk menunggu TPA kembali buka pukul 6.00 pagi pada keesokan harinya.
"Di sini kan harus makan, harus apa. Kadang-kadang bawa uang dari rumah juga habis," ucapnya.
Ia berharap, persoalan-persoalan yang membelit TPA bisa berkurang. "Sopir juga bukan capai karena pekerjaan, melainkan capai hati)," tuturnya yang merasa malu terhadap warga terkait dampak kondisi itu.
Diperpanjang
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memastikan, TPA Sarimukti akan diperpanjang penggunaannya hingga dioperasikannya tempat pengolahan dan pemrosesan akhir sampah (TPPAS) Legoknangka yang akan mengakomodasi sampah dari Kota dan Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Cimahi, Sumedang dan Garut.
Tahun 2023 adalah tahun penentuan pemenang yang akan melakukan pembangunan dan lain-lainnya di TPA Legoknangka.
"Sarimukti akan digantikan oleh Legoknangka, memang Legoknangka masih butuh waktu untuk beroperasinya ya. Jadi, kemungkinan Sarimukti masih digunakan, di-extend (diperpanjang) biasanya diperpanjang tapi didurasi sampai Legoknangka siap dalam hitungan satu atau dua tahun," ujar Ridwan Kamil di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin 16 Januari 2023.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jabar Prima Mayaningtias mengatakan, TPPAS Legoknangka masih menunggu proposal dari peserta lelang hasil prakualifikasi dua konsorsium besar.
"Kita tunggu, mudah-mudahan di triwulan pertama segera ditentukan pemenangnya sehingga bisa segera untuk dilakukan penandatanganan gubernur, groundbreaking, konstruksi dan seterusnya," ucap Prima.
Kontributor “PR” Satira Yudatama melaporkan, jajaran UPT Pengelolaan Sampah pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung mendahulukan pengangkutan sampah yang berada di titik kumpul selagi kendala di TPA Sarimukti belum teratasi. Tujuannya, meminimalkan dampak atas pengangkutan yang tertahan.
Kepala UPT Pengelolaan Sampah pada DLH Kota Bandung Ramdani menyampaikan, ritase pengangkutan sampah dari Kota Bandung berkurang signifikan selama terjadi kendala di TPA Sarimukti. Alhasil, sampah yang tertahan di tempat penampungan sementara (TPS) maupun titik kumpul di Kota Bandung terakumulasi.
"Fungsi titik kumpul mirip TPS. Namun, titik kumpul tanpa bangunan, beberapa di antaranya terdapat di pinggir jalan. Sebagaimana arahan Pak Kadis (Kepala Dinas DLH Kota Bandung Dudy Prayudi), kami mendahulukan pengangkutan sampah di titik kumpul agar tak mengganggu keindahan maupun kenyamanan kota," ucap Ramdani, Senin 16 Januari 2023.
Ramdani memperoleh informasi, terdapat persoalan pada lintasan buang dan sejumlah hal teknis lain di TPA Sarimukti. Hal itu terjadi semenjak 1 Januari 2023. Semenjak itu, pengangkutan sampah dari Kota Bandung menjadi sekitar 180 rit per hari. Bahkan, pengangkutan sampah sempat cuma bisa 120 rit pada 11 Januari 2023.
"Biasanya, pengangkutan sampah ke TPA Sarimukti sebanyak 230 rit, setara sekitar 1.300 ton per hari. Volume sampah tak terangkut semenjak 1 Januari 2023 terakumulasi dengan yang hari-hari berikutnya, menumpuk di TPS," tutur Ramdani.
Kendati banyak sopir pengangkut sampah yang mesti menginap di perjalanan menuju TPA Sarimukti, Ramdani terus berupaya meminimalkan penumpukan di TPS-TPS, apalagi titik kumpul.
Sebagaimana arahan Kepala DLH Kota Bandung, pihaknya telah menyebarkan surat edaran ke tiap-tiap aparatur kewilayahan, di antaranya berisi imbauan agar tidak dulu membuang sampah ke TPS. Utamanya, perlu berlaku upaya mengurangi timbulan, dan mengolah sampah rumah tangga dan skala kawasan.
"Kami terus berupaya, sampah di TPS-TPS bisa terangkut, walaupun antrean truk pengangkut sampah di TPA Sarimukti masih panjang. Informasinya, antrean mencapai 4 kilometer dari gerbang TPA pada 15 Januari 2023," tutur Ramdani.**
Red.
.
0 Komentar